Jumat, 26 Desember 2008

Malada MTs. Arrahmah

Manajemen Waktu

Keterbatasan waktu :
Waktu merupakan harta terbesar yang tidak dibeli. Tetapi jumlahnya terbatas, 24 jam sehari, dan tidak bisa ditabung. Karena itu harus digunakan secara efektif untuk hal-hal yang bermanfaat bagi pertumbuhan usaha. Tinggalkan kecenderungan yang suka menghinggapi sebahagian besar dari kita, yaitu suka tenggelam pada persoalan yang disukai saja dengan mengabaikan atau paling sedikit menunda penyelesaian persoalan utama dari bisnisnya. Pengusaha bengkel mobil, misalnya, biasanya sangat suka mengotak- atik mobil. Akan merasa tertantang dan makin asyik tenggelam dalam pekerjaannya jika menjumpai kendaraan dengan jenis kerusakan yang makin rumit dan kompleks. Kadang-kadang, bahkan sampai melupakan bahwa hari itu harus bertemu dengan bagian kredit dari sebuah bank untuk membicarakan bantuan keuangan bagi kelangsungan hidup bengkelnya.
Kendalikan Pengaruh Luar :
Dari sekian banyak masalah sehari-hari yang harus diselesaikan oleh para wirausaha, secara garis besar dapat dilompokkan dalam dua bagian : dalam kendali dan di luar kendali wirausaha yang bersangkutan. Penggunaan waktu yang berada di luar kendali, contohnya, pelanggan menghendaki untuk bertemu besok pagi sebelum dia keluar kota. Padahal, sebelumnya sudah terlanjur diputuskan akan mengadakan rapat dengan staf pada waktu yang sama. Yang dimaksud dengan dalam kendali pribadi kita adalah penggunaan waktu untuk memikirkan masa depan perusahaan, kebutuhan organisasi, peluang usaha, yang kesemuanya tergantung kepada wirausaha itu sendiri. Kendalikan sedapat mungkin pengaruh luar terhadap penggunaan waktu kita. Perbesar daerah penggunaan waktu yang ada dalam kendali pengaruh kita. Dan usahakan orang lain mau mengerti kesulitan dan masalah yang sedang kita hadapi. Sehingga kendali pengaturan waktu dapat diusahakan kembali dalam pengaruh kita.
Tentukan Tujuan Utama :
Dalam Praktek di bidang bisnis, laba yang akan mampu membuat bisnis tumbuh dan berkembang. Setiap persoalan yang mempengaruhi laba harus ditangani lebih dahulu sebelum menangani yang lainnya. Urutan kedua adalah transaksi. Untuk mendapatkan laba, harus terjadi transaksi terlebih dahulu. Entah itu berupa surat kontrak, surat pemesanan barang, atau sekedar permintaan lisan. Konsekwensi meletakkan laba sebagai tujuan utama adalah segenap aktivitas bisnis harus ditujukan untuk menciptakan laba. Masalah yang merupakan kegiatan operasional, sebaiknya diserahkan kepada bawahan yang berkompeten untuk itu. Pusatkan perhatian hanya kepada tujuan utama tersebut. Selektif dalam memilih kegiatan kerja. Jangan tergoda untuk melakukan segalanya sendiri, semenarik apapun kegiatan tersebut. Belajarlah untuk menyatakan "tidak" kepada kegiatan yang memakan waktu dan tidak berkaitan dengan laba dan transaksi bisnis.
Prioritas : Manusia bukan superman, yang mampu melakukan banyak hal sekaligus. Andaikata sekarang betul-betul sudah menjadi superman, yakinlah bahwa itu tidak akan berlangsung selamanya. Usia akan membatasi kapasitas daya pikir, kekuatan fisik, ketahanan mental dan sebagainya. Banyak sekali wirausaha sukses, setengah mengeluh setengah membanggakan diri mengatakan :"Payah sekali anak sekarang, untuk hal-hal sesederhana ini saja saya masih harus melakukannya sendiri. Bukannya saya tidak memberi kesempatan. Pernah saya beri, tapi hasilnya sama sekali tidak memuaskan". Mereka lupa, bahwa wirausaha tersebut mampu melakukan tugas dengan sempurna setelah melewati proses bekerja bertahun-tahun. Sedangkan bawahannya, selain kalah pengalaman, selera dan cita rasa atas kualitas hasil kerja memang berbeda. Untuk dapat melakukan prioritas dengan baik, tetapkan tujuan utama harian setiap pagi hari sebelum mulai bekerja. Kemudian tentukan kapan akan mengerjakannya beserta batas waktu untuk melaksanakannya.
Evaluasi Penggunaan Waktu Secara Berkala :
Kalau memungkinkan, gunakan agenda yang di dalamnya memuat bagan waktu. Catatlah kegiatan sehari-hari, berikut waktu yang dihabiskan untuk melakukannya, dengan menggunakan bagan waktu yang tersedia. Sehingga tiap satu minggu sekali, dapat dilakukan evaluasi atas penggunaan waktu selama minggu yang baru lewat. Nilailah sendiri apakah selama minggu yang lalu kita menggunakan waktu secara efektif dan produktif. Hilangkan kegiatan yang memboroskan waktu. Seperti mengobrol dengan karyawan tentang hal-hal pribadi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Atau melakukan pertemuan yang tidak perlu. Ragu-ragu dan tidak tegas dalam mengambil keputusan sehingga pertemuan menjadi berlarut-larut. Evaluasi ini diharapkan akan mendorong kita terikat untuk mempergunakan waktu sebaik-baiknya, dan akan malu sendiri apabila melakukan kesalahan memboroskan waktu dengan cara yang sama di masa datang.
Penutup :
Kunci memanajemeni waktu bagi wirausaha terletak pada pengenalan tujuan utama bisnisnya, pemberian prioritas kegiatan harian, dan usaha yang konsisten dari waktu ke waktu untuk menekan pemborosan penggunaan waktu. Peningkatan kemampuan manajemen waktu tidak bisa diperoleh sekaligus. Tetapi bertahap, mengusahakan dari hari ke hari penggunaan waktu menjadi lebih baik melalui evaluasi terhadap bagan waktu. Dengan evaluasi dan tindakan perbaikan terhadap penggunaan waktu secara konsisten dapat diharapkan bahwa wirausaha akan mampu bertindak seperti manajer yang efisien dan efektif, namun tidak kehilangan ciri khasnya sebagai seorang wirausaha yang kreatif dan produktif melahirkan ide baru.